Saturday 1 October 2011

MayaT BanGun Dari KuBur

Jika Nauf boleh menghidupkan kuda milik Birdlaun milik Raja Faris atas izin Allah, maka Nabi Isa boleh menghidupkan orang yang sudah mati atas izin Allah juga. Itulah mukjizat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya untuk menunjukkan kebesarannya. Tapi dasar orang kafir, walaupun Nabi Isa boleh menunjukkan mukjizat menghidupkan orang yang sudah mati, mereka masih menyangkalnya. "Sesungguhnya engkau hanya dapat menghidupkan mayat yang baru yang ada kemungkinan memang belum mati benar. Cuba kau hidupkan mayat-mayat terdahulu jika kau boleh." Ujar mereka. Merasa ditentang kaumnya, Nabi Isa lalu berkata : "Silakan pilih mayat sekehendakmu," jawabnya. "Cuba hidupkan Sam dan Nuh," kata mereka. Kemudian Nabi Isa pergi ke makam Sam dan Nuh. Setelah bersembahyang di atas kuburnya, Isa berdoa kepada Allah meminta Allah menghidupkan mayat itu. Atas kekuasaan Allah kedua mayat yang sudah lama meninggal it bangkit kembali dari kuburnya. Rambut di kepala dan rambutnya sudah memutih. Begitu melihat keduanya hidup kembali, Isa bertanya, "Mengapa rambutmu sudah memutih semacam itu,". Keduanya lalu menjawab bahwa mendengar panggilan Isa, ia mengira hari kiamat sudah tiba. "Berapa lama kau sudah meninggal?" tanya Isa. "Empat ribu tahun, tetapi sampai sekarang belum hilang rasa sakit matiku." Jawabnya.Melihat mukjizat Allah, berimanlah semula orang-orang yang kafir itu.MayaT BanGun Dari KuBur by Nazrie125 | Muslim Community | Muxlim:

'via Blog this'

Membentengi Rumah dari Syaitan



Oleh: Wahiid Abdis Salaam Baaly
Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, memohon petunjuk-Nya, memohon ampunan-Nya dan kita berlindung kepada Allah Taala dari kejelekan diri kita dan keburukan amal-amal kita.

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang dapat memberi petunjuk padanya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Taala telah menyatakan dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya syaithan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh.” (Al-Fathir: 6)
Akan tetapi sangat disayangkan, sebagian besar manusia telah mengambil/menjadikan syaithan sebagai teman, sebagai kekasih. Mereka buka pintu-pintu rumah bahkan pintu-pintu kamar mereka untuknya, dan akhirnya mereka binasa karenanya.Bahkan di antara manusia ada yang membuka hatinya untuk menerima perintah syaithan dan menuruti ajakannya hingga jadilah syaithan sebagai sesembahannya selain Allah Subhanahu wa Taala, padahal Dia Yang Maha Kuasa telah berfirman:”Bukankah Aku telah mengambil perjanjian dari kalian wahai anak Adam agar kalian tidak menyembah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Dengan sebab di ataslah kami tulis risalah ini, yakni agar seorang muslim mengetahui bagaimana cara membentengi rumahnya dari musuh yang sangat jahat dan terkutuk ini. Karena apabila syaithan dapat masuk ke dalam rumah seorang muslim, ia akan menyebarkan kerusakan, membuat pertikaian dan perkelahian di antara anak-anak, menceraikan antara suami-istri, membalikkan rasa cinta menjadi benci, kasih sayang menjadi permusuhan. Maka hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala kita berdoa: Ya Allah … Lindungilah kami dan semua kaum muslimin dari makar syaithan, sesungguhnya Engkau adalah Pelindung kami dan Penolong kami, dan Engkau adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong.
Ada beberapa benteng yang dapat kita tegakkan dalam melindungi rumah kita dari syaithan, di antaranya berikut ini:
I. Memberi Salam Kepada Penghuni Rumah
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Adzkar hal. 19:
“Disunnahkan untuk mengucapkan basmalah (tatkala masuk ke dalam rumah) dan memperbanyak dzikrullah serta mengucapkan salam kepada penghuninya, sama saja apakah itu rumah yang dihuni oleh manusia ataupun tidak, karena Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Maka apabila kalian memasuki (sebuah rumah) dari rumah-rumah, hendaklah kalian mengucapkan salam (kepada penghuninya yang berarti memberi salam) kepada diri kalian sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.”(An-Nuur: 61)
Dari Jabir bin Abdillah radliallahu `anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “(Mengucapkan) salam itu sebelum berbicara (yang lain).”(HR. Tirmidzi dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi juz 2 hal. 346). Allah Subhanahu wa Taala memberikan jaminan berupa penjagaan bagi tiga golongan manusia termasuk di antaranya seorang yang masuk ke rumah dengan mengucapkan salam, sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari Abi Umamah Al-Bahali radhiallahu `anhu. (lihat Shahih Sunan Abi Daud oleh Asy-Syaikh Al-Albani juz 2 hal. 473)
II. Berdzikir Kepada Allah Ketika Makan dan Minum
Dari Jabir radhiallahu `anhu ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seseorang masuk rumah, lalu ia berdzikir kepada Allah ketika masuk dan ketika makan, maka syaithan akan berkata (kepada kawan-kawannya): “Tidak ada tempat bermalam bagimu dan tidak ada makan malam.” Tetapi apabila ia masuk ke rumah tanpa berdzikir kepada Allah, maka syaithan akan berkata (kepada kawan-kawannya): “Kalian mendapatkan tempat bermalam”.
Dan apabila ketika makan ia tidak berdzikir kepada Allah (membaca Bismillah), maka syaithan akan berkata (kepada kawan-kawannya): “Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim dalam shahihnya /2018)
Tahukah engkau wahai saudaraku muslim, bagaimana dzikrullah dapat mengusir syaithan dari rumah, maka ia tidak akan menyertaimu tatkala engkau makan, minum dan tidur. Dan bagaimana halnya bila engkau lalai dari dzikrullah, yang berarti engkau telah memberikan untuk syaithan tempat tidur yang empuk tatkala ia menemukan tempatnya di sisimu, bahkan ia ikut bersamamu tatkala makan dan minum. Tidaklah syaithan itu sendiri yang menyertaimu, tapi ia diikuti oleh sejumlah kawan-kawannya maka mereka semuanya bersenang-senang di rumahmu. Naudzubillah min dzalik! Hati-hatilah wahai saudaraku agar engkau tidak lalai dari dzikrullah, karena dzikrullah itu adalah tali yang kokoh dan petunjuk yang lurus.
III. Memperbanyak Tilawah Al-Quran dalam Rumah
Bacaan Al-Quran merupakan pengharum bagi rumah dan dapat mengusir syaithan daripadanya. Apabila engkau wahai saudaraku muslim merasakan bahwa di rumahmu begitu banyak masalah, keruwetan dan tampak pada anggota keluarga adanya penyimpangan maka ketahuilah bahwa syaithan ikut berperan di dalamnya, karena itu bersungguh-sungguhlah untuk mengusir syaithan itu dari rumahmu dan menjauhkannya sejauh-jauhnya. Caranya bagaimana? Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam memberikan jawabannya, beliau bersabda:”Sesungguhnya segala sesuatu memiliki puncak dan puncak dari Al-Quran adalah surat Al-Baqarah dan sesungguhnya syaithan bila mendengar surat Al-Baqarah dibacakan maka ia akan keluar dari rumah yang dibacakan padanya surat Al-Baqarah.” (HR. Al-Hakim dan dishahihkannya, disepakati oleh Adz-Dzahabi dan dihasankan Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 558)
Dari Abi Hurairah radliallahu `anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian menjadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya syaithan tidak akan masuk ke dalam rumah yang dibacakan padanya surat Al-Baqarah.”
IV. Menjauhkan Rumah dari Suara Iblis
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:”Dan hasunglah siapa yang kamu (iblis) sanggupi di antara mereka dengan suaramu.” (Al-Isra: 64)
Mujahid berkata: “Suara syaithan adalah nyanyian/lagu.”
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Benar-benar akan ada dari umatku kaum-kaum yang mereka itu menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki- red), khamar dan alat-alat musik.” (HR. Bukhari, lihat Fathul Bari 10/51, diriwayatkan pula oleh Abu Daud, Tirmidzi dan Ad-Darimi)
Ibnu Masud radliallahu `anhu berkata: “Nyanyian itu akan menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhan sayuran.”
Imam Abu Hanifah berkata: “Mendengarkan lagu-lagu itu adalah kefasikan.”
Imam Malik berkata ketika ditanyakan tentang nyanyian: “Hanyalah orang-orang fasiq yang melakukannya.”
Telah jelas bagimu wahai saudaraku muslim tentang keharaman nyanyian/lagu, dan bahwasanya nyanyian itu merupakan suara syaithan. Apabila diperdengarkan nyanyian/lagu-lagu di rumah maka para syaithan akan menyebar dan menduduki tempat-tempat dalam rumah tersebut. Maka wajib atasmu wahai saudaraku muslim untuk membersihkan rumahmu dari suara-suara syaithan ini, sama saja apakah suara itu bersumber dari alat-alat musik atau dari media visual ataupun yang selain itu.
V. Menjauhkan Rumah dari (Suara) Lonceng
Abi Hurairah radhiallahu anhu berkata bahwasanya Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Lonceng itu merupakan seruling syaithan.” (HR. Muslim 14/94 Syarah Imam Nawawi, Abu Dawud 3/25)
Lonceng yang dimaksud di sini adalah yang menyerupai lonceng di gereja-gereja baik dalam hal suara maupun bentuknya. Termasuk di sini jam dinding yang dinamakan bandul karena menyerupai suara lonceng gereja.
VI. Membersihkan Rumah dari Salib-Salib
Salib merupakan syiarnya orang Nasrani sedangkan kita kaum muslimin telah dilarang untuk meniru (bertasyabbuh) dengan Nasrani dan Yahudi. Akan tetapi sangat disayangkan, hampir-hampir tidak terlewatkan satupun dari rumah kaum muslimin melainkan di dalamnya ada tanda salib, apakah itu di sajadah, di tirai-tirai, di sulaman benang bahkan tanda salib ini telah dibawa masuk ke rumah-rumah Allah Subhanahu wa Taala (masjid-masjid). Alangkah banyaknya dari masjid-masjid apabila kita benar-benar teliti memperhatikannya, kita dapati pada hiasan-hiasan sajadahnya tanda-tanda salib yang tampak secara dhahir dan jelas. Karena itu berhati-hatilah engkau wahai saudaraku muslim, perhatikan dengan seksama setiap benda yang engkau beli, apakah itu pakaian, permadani, sajadah atau yang selain itu.
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam tidak membiarkan di rumahnya ada salib, sebagaimana dikhabarkan oleh Aisyah radliallahu `anha:”Nabi shallallahu `alaihi wa sallam tidak meninggalkan dalam rumahnya sedikitpun dari salib-salib melainkan beliau hilangkan.” (HR. Bukhari lihat Fathul Bari 10/385, Abu Dawud 4/72)
VII. Membersihkan Rumah dari Gambar-Gambar dan Patung-Patung
Wajib bagi setiap muslim untuk membersihkan rumahnya dari patung-patung kecuali apa yang dibolehkan daripadanya berupa mainan/boneka (yang dimainkan) anak-anak perempuan. Demikian pula wajib bagi setiap muslim untuk menjauhkan rumahnya dari gambar-gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan), termasuk foto-foto kecuali untuk kepentingan darurat seperti foto di KTP, paspor dan semisalnya.
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada patung-patung atau gambar-gambar.” (HR. Muslim 14/94 Syarah Imam Nawawi dari Abi Hurairah radliallahu `anhu)
Bila sebuah rumah tidak dimasuki oleh malaikat berarti jelas rumah itu disenangi oleh syaithan.
VIII. Mengeluarkan Anjing dari Rumah
Dari Abi Thalhah radliallahu `anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar.” (HR. Bukhari lihat Fathul Bari 6/312 dan Muslim 14/84 Syarah Imam Nawawi)
Aisyah radliallahu `anha meriwayatkan bahwasanya Jibril `alaihis salam pernah berjanji untuk menemui Nabi shallallahu `alaihi wa sallam, namun sampai saat yang telah disepakati Jibril `alaihis salam tidak juga datang. Ternyata Nabi shallallahu `alaihi wa sallam menemukan adanya seekor anjing kecil di bawah tempat tidurnya dan inilah yang menahan Jibril `alaihis salam untuk masuk menemui Nabi.
Dikecualikan dari anjing ini adalah anjing untuk berburu dan anjing penjaga rumah dengan syarat anjing tersebut tidak berwarna hitam karena Nabi shallallahu `alaihi wa sallam telah bersabda:”Anjing hitam itu adalah syaithan.” (HR. Muslim 4/227 Syarah Imam Nawawi). Dan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuhnya.
IX. Memperbanyak Shalat Sunnah di Rumah
Dari Ibnu Umar radliallahu `anhu bahwasanya Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:”Jadikanlah shalat-shalat (sunnah) di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari 1/528 Fathul Bari dan Muslim 6/68 Syarah Imam Nawawi)
Telah kita ketahui bahwasanya kuburan, tempat pembuangan sampah dan tempat-tempat yang kotor lainnya merupakan tempat tinggal para syaithan. Maka Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam menghendaki agar rumah-rumah kita mendapat bagian dari shalat sunnah guna mengusir para syaithan daripadanya. Bukankah pada tempat-tempat hunian syaithan sebagaimana yang disebutkan di atas (kuburan, tempat pembuangan sampah) dilarang untuk ditegakkan shalat padanya?
Imam Nawawi berkata: “Dianjurkan untuk mengerjakan shalat sunnah di rumah karena yang demikian itu lebih ringan dan lebih jauh dari riya, lebih terjaga dari terhapusnya pahala. (Mengerjakan shalat sunnah di rumah) menjadikan rumah diberkahi, turun padanya rahmah dan para malaikat sedangkan syaithan akan lari dari rumah itu.” (Syarah Nawawi atas Shahih Muslim 6/68)
Adapun selain shalat sunnah (yakni untuk shalat fardhu), maka bagi laki-laki diwajibkan untuk mengerjakan secara berjamaah di masjid.
X.Mengucapkan Kalimat yang Baik Kepada Anggota Keluarga
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya syaithan selalu menginginkan untuk menghancurkan masyarakat muslimin, maka ia membuat tipu daya, mengatur rencana dan menyusun program. Di antara program syaithan adalah menghancurkan keharmonisan keluarga muslim karena keluarga merupakan batu bata awal dari bangunan masyarakat.
Jabir radliallahu `anhu berkata bahwasanya Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian ia mengutus sepasukan tentaranya. Maka yang paling dekat kedudukannya dengan iblis adalah yang paling besar fitnahnya, datang salah seorang di antara mereka dan berkata: “Tidaklah aku tinggalkan dia (manusia yang digoda- red) sampai aku memisahkan antara dia dan istrinya….” (HR. Muslim 17/157 Syarah Imam Nawawi)
Syaithan yang terkutuk memang menginginkan terjadinya perceraian antara suami istri guna menghancurkan masyarakat dari dasarnya. Karena itulah maka wajib bagi setiap suami untuk bergaul dengan keluarganya (istrinya) dengan cara yang baik, mengucapkan kata-kata yang baik agar tidak ada peluang bagi syaithan untuk membuat perselisihan di antara keduanya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaithan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.” (Al-Isra: 53)
Kata-kata yang baik itu melapangkan hati, menyebarkan kebahagiaan bagi pasangan suami istri, mewujudkan ketentraman dan menguatkan kasih sayang antara keduanya.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Ruum: 20)
XI. Membentengi Istri
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radliallahu `anhuma berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian menikahi wanita atau membeli seorang budak maka hendaklah ia membaca: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan apa yang telah Engkau ciptakan dia dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang telah Engkau ciptakan dia.” (dalam riwayat lain) Kemudian hendaklah ia meletakkan tangannya di ubun-ubunnya dan mendoakan barokah bagi istrinya dan pelayan tersebut.” (HR. Abu Dawud 2/249 dan berkata Al-Albani dalam Takhrij Al-Kalimuth Thayyib 151: isnadnya hasan)
Diriwayatkan oleh Syaqiq, ia berkata: “Telah datang seorang laki-laki bernama Abu Jarir kepada Ibnu Masud radliallahu `anhu, lalu berkata: Saya telah menikahi seorang wanita muda (dara) dan saya khawatir ia akan membangkitkan amarah saya. Maka Ibnu Masud radliallahu `anhu menjawab: Kerukunan itu datangnya dari Allah dan kemarahan itu datang dari syaithan. Ia ingin engkau membenci apa yang dihalalkan Allah kepadamu. Kalau istrimu masuk menemuimu, suruhlah ia shalat dua rakaat di belakangmu.”
Dalam riwayat lain dari Ibnu Masud radliallahu `anhu ditambahkan, katakanlah:
“Ya Allah, berilah keberkahan kepadaku dengan istriku dan berilah keberkahan kepada mereka (keluarga istri) denganku. Ya Allah, persatukanlah kami berdua selama persatuan itu mengandung kebajikan-Mu, dan pisahkanlah kami berdua, jika perpisahan itu menuju kebaikan-Mu.” (Dikeluarkan Abu Bakar ibnu Abi Syaibah dan sanadnya shahih. Lihat Adaabuz Zifaaf fis Sunnah Al-Muthahharah talif Al-Albani hal.23)
XII. Membentengi Anak dari Syaithan
Wajib atas setiap muslim untuk menjaga lafadz-lafadz doa sebelum ber”kumpul” dengan istrinya karena yang demikian ini akan menjaga anak (yang Insya Allah bakal diperoleh dari hubungan tersebut) dari gangguan syaithan. Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita doa tersebut: “Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkan syaithan itu dari anugerah yang akan Engkau berikan kepada kami.” (HR. Bukhari 1/242 Fathul Bari dan Muslim 10/5 Syarah Imam Nawawi, dari Ibnu Abbas radliallahu anhuma)
Sebagaimana mana kita ketahui bahwasanya adzan akan mengusir syaithan, karena itulah disunnahkan bagi setiap muslim untuk menyuarakan adzan di telinga anak yang baru lahir.
XIII. Mendoakan Anak
Wahai saudaraku muslim, kumpulkan anak-anakmu pada waktu pagi dan petang, usaplah kepala mereka sambil berdoa: “Aku melindungkan kalian dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala syaithan, hewan yang berbisa dan pandangan mata yang menimpa (yang akhirnya mengakibatkan sakit-red).” (HR. Bukhari 4/119 dari hadits Ibnu Abbas radliallahu `anhuma)
Doa ini pula yang dibacakan oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam kepada cucunya Hasan dan Husein radliallahu `anhuma.
Demikianlah beberapa benteng yang harus dibangun untuk mengusir syaithan dari rumah. Aku memohon kepada Allah agar menjadikan tulisan ini ikhlas karena mengharap wajah-Nya Subhanahu wa Taala, dan agar menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi diriku dan bagi saudara-saudaraku kaum muminin. Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji hanya untuk-Mu, aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Engkau, aku meminta ampunanmu dan aku bertaubat kepada-Mu.
Wallahu alam bishawwab
(dinukil oleh Ummu Maryam dari kitab Tahshinul Bait minasy Syaithan dengan beberapa tambahan)
Kontributor : Puji Hartono, 12 Februari 2002
Copyleft © 2001-2002 Perpustakaan Islam.Com
Membentengi Rumah dari Syaitan « Rumahku:

'via Blog this'

Syaitan

Syaitan di dalam al-Qur'an


Syaitan adalah daripada golongan manusia dan jin. Ia musuh bagi tiap-tiap Nabi. Tidak seperti Nabi, yang menyampaikan kepada manusia apa yang diwahyu Allah kepadanya, golongan syaitan pula menyampaikan wahyunya yang tersendiri, yang berupa ucapan palsu tetapi indah-indah belaka. Tujuannya adalah untuk menipu manusia, misalan, dengan mengada-adakan sesuatu dalam agama. Terhadap mereka, Allah menasihatkan manusia supaya meninggalkan mereka. Firman-Nya,
"Kami mengadakan bagi tiap-tiap Nabi suatu musuh, syaitan-syaitan daripada manusia dan jin, yang mewahyukan ucapan palsu yang indah-indah kepada satu sama lain, untuk menipu; dan sekiranya Pemelihara kamu menghendaki, tentu mereka tidak membuatnya. Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka mengada-adakan." (6:112)
Ia juga musuh bagi manusia, dan sentiasa harus diambil sebagai musuh. Musuh ini bersifat nyata dengan seruan supaya golongannya menjadi orang-orang yang tinggal di Neraka, selama-lamanya. Firman-Nya,
"Sesungguhnya syaitan adalah musuh bagi kamu; maka ambillah ia sebagai musuh. Ia menyeru golongannya hanya supaya mereka menjadi di kalangan orang-orang Menyala." (35:6)
"ia (syaitan) adalah musuh yang nyata bagi kamu." (2:208)

Doa
Kerana ia musuh yang sentiasa mengganggu, maka manusia harus berdoa, memohon perlindungan Allah daripada kejahatannya. Doa itu baik dilafazkan dari sejak lahir lagi. Seperti ibu Mariam yang telah memohon perlindungan selepas melahirkannya. Doa ibu tersebut, terhadap Mariam dan keturunannya, berbunyi:
"'Pemeliharaku, aku telah melahirkannya, seorang anak perempuan. .... Dan aku menamakan dia Mariam, dan melindungkannya kepada Engkau dengan keturunannya, daripada syaitan yang direjam.'" (3:36)
Selanjutnya, Allah mengajar manusia suatu doa yang amat sesuai untuk berlindung pada-Nya daripada cadangan-cadangan jahat syaitan, berbunyi:
"Wahai Pemeliharaku, aku berlindung pada Engkau daripada cadangan-cadangan jahat syaitan-syaitan, Dan aku berlindung pada Engkau, wahai Pemeliharaku, daripada mereka hadir padaku." (23:97-98)
Doa tersebut tentu baik juga dipakai apabila membaca al-Qur'an, atas suruhan Allah agar manusia memohon perlindungan-Nya apabila mereka membaca Kitab tersebut. Firman-Nya,
"Apabila kamu membaca Al-Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah daripada syaitan yang direjam." (16:98)

Goda
Manusia turut diingatkan Allah supaya tidak membiarkan syaitan menggoda mereka. Ibu bapa mereka telah berjaya digodanya, dengan melanggar larangan Allah terhadap suatu pohon yang dilarang untuk didekati. Ia dan sukunya dikatakan melihat manusia dari mana manusia tidak melihat mereka. Firman-Nya,
"Wahai Bani Adam, janganlah syaitan menggoda kamu sebagaimana ia mengeluarkan ibu bapa kamu dari Taman, dengan melucutkan daripada mereka pakaian mereka, untuk memperlihatkan kepada mereka bahagian-bahagian aib mereka. Sesungguhnya ia melihat kamu, ia dan sukunya, dari mana kamu tidak melihat mereka." (7:27)

Petunjuk
Godaan utama syaitan adalah ke atas petunjuk yang diberi Allah. Petunjuk Allah adalah satu-satunya pelindung untuk mengelakkan diri daripada disesatkan oleh syaitan. Itu janji Allah sejak Adam dan isteri dikeluarkan-Nya dari Taman. Firman-Nya,
"Turunlah kamu, kedua-dua kamu bersama-sama, keluar darinya .... tetapi jika datang kepada kamu petunjuk daripada-Ku, maka sesiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, tidak akan sesat, dan tidak juga dia menjadi sengsara." (20:123)
Golongan syaitan pun tahu tentang janji itu. Justeru, ia akan menghasut manusia sehingga menjadi tidak percaya kepada Petunjuk yang diturunkan Allah. Akan tetapi, selepas manusia menjadi tidak percaya, ia akan berlepas diri daripada mereka, kerana takut kepada Allah. Firman-Nya,
"Persamaan syaitan, apabila ia berkata kepada manusia, 'Jangan percaya'; kemudian apabila dia tidak percaya, ia berkata, 'Sesungguhnya aku berlepas diri daripada kamu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Pemelihara semua alam.'" (59:16)
Sesetengah manusia digoda, oleh makhluk daripada golongan manusia dan jin yang jahat itu, setelah mereka mendapat petunjuk, lalu menjadi kebingungan walaupun mereka mempunyai kawan yang menyeru kepada Petunjuk Allah yang benar, serta tunduk patuh kepada-Nya. Firman Allah,
"'adakah kita akan dikembalikan di atas tumit-tumit kita setelah Allah memberi petunjuk kepada kita? Seperti orang yang digoda hingga kebingungan di bumi oleh syaitan-syaitan, walaupun dia mempunyai teman-teman yang menyerunya kepada petunjuk, "Datanglah kepada kami!"' Katakanlah, 'Petunjuk Allah ialah petunjuk yang benar, dan kita diperintah supaya tunduk patuh kepada Pemelihara semua alam,'" (6:71).
Sementara yang lain, dikuasainya pula sehingga melupakan Peringatan Allah, lantas tergolong dalam golongannya (syaitan), di samping terdapat yang lain yang dihasutnya sampai menjadi murtad setelah Petunjuk menjadi jelas. Firman-Nya,
"Syaitan telah menguasai mereka, dan menjadikan mereka melupakan Peringatan Allah. Mereka itu golongan syaitan; sesungguhnya golongan syaitan, merekalah orang-orang yang rugi!" (58:19)
"Orang-orang yang kembali (murtad) ke belakang mereka setelah petunjuk menjadi jelas bagi mereka, syaitanlah yang menghasut mereka, dan memanjangkan angan-angan mereka." (47:25)
Dengan itu difahamkan bahawa golongan syaitan mempunyai angan-angan yang panjang, mungkin mengenai Syurga, bidadari, mahligai dan sebagainya.

Menyesatkan
Sesungguhnya, syaitan menyesatkan manusia daripada Peringatan, atau ayat-ayat al-Qur'an, yang datang kepada mereka. Sebagai ganti, dipenuhinya mereka dengan khayalan, seperti apa yang diangan-angankan dengan panjang tadi. Firman-Nya,
"Sesungguhnya dia menyesatkan aku daripada Peringatan setelah ia datang kepadaku; syaitan adalah pengabai manusia." (25:29)
"Dan sungguh, aku akan menyesatkan mereka, dan memenuhi mereka dengan khayalan," (4:119).
Pengabai manusia itu juga menyesatkan orang-orang yang tidak menghakimkan menurut apa yang diturunkan Allah dalam perselisihan mereka, namun, mendakwa percaya kepada ayat-ayat-Nya. Firman Allah,
"Tidakkah kamu merenungkan orang-orang yang mendakwa bahawa mereka percaya kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan apa yang diturunkan sebelum kamu, menghendaki untuk berhakimkan kepada Thagut dalam perselisihan mereka, dan sungguh, mereka diperintah supaya tidak mempercayainya, tetapi syaitan menghendaki untuk menyesatkan mereka dalam kesesatan yang jauh." (4:60)

Mengundang syaitan
Tindakan manusia yang tidak wajar terhadap ayat-ayat Allah, seperti mencampakkannya atau membutakan diri terhadapnya, akan mengundang kehadiran syaitan, yang akan mengikutinya, atau menjadi teman yang dipercayai, untuk menghalang mereka daripada jalan Allah. Di samping itu, mereka menyangka diri-diri mereka sudah mendapat petunjuk. Firman-Nya,
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang kepadanya Kami telah memberikan ayat-ayat Kami, tetapi dia mencampakkannya, dan syaitan mengikutinya, dan dia menjadi antara orang-orang yang bersalah." (7:175)
"Sesiapa yang membutakan diri daripada Peringatan Yang Pemurah, kepadanya Kami menentukan syaitan untuk menjadi teman yang dipercayai, Dan mereka menghalangi mereka daripada jalan, dan mereka menyangka bahawa mereka mendapat petunjuk," (43:36-37).
Tindakan membantah mengenai Allah dengan tanpa pengetahuan, seperti membantah ayat-ayat-Nya tanpa membaca al-Qur'an, adalah sebenarnya mengikuti setiap syaitan yang derhaka. Firman-Nya
"Dan antara manusia ada orang yang membantah mengenai Allah tanpa pengetahuan, dan mengikuti setiap syaitan yang derhaka." (22:3)
Dan, tindakan manusia untuk tidak mengikuti dapatan para penyelidik yang berpengetahuan, turut mengundang kehadiran syaitan yang akan menjadi ikutan dalam sesuatu perkara. Firman-Nya,
"orang-orang antara mereka yang ditugaskan untuk menyelidikinya, tentu akan mengetahuinya. Dan sekiranya tidak kerana pemberian Allah kepada kamu, dan pengasihan-Nya, tentu kamu akan mengikuti syaitan, kecuali sedikit." (4:83)
Para penyelidik yang dimaksudkan itu adalah mengenai ketenteraman awam. Sekiranya mereka tidak dituruti maka syaitanlah yang ditaati.

Nabi dan Rasul
Nabi dan Rasul diganggu syaitan. Tatkala mereka berkhayal, syaitan menyelitkan sesuatu pada khayalan mereka. Tentu sekali khayalan itu adalah atas ayat-ayat Allah, kerana Dia seterusnya mengatakan tetap akan menentukan ayat-ayat-Nya. Firman Allah,
"Kami tidak mengutus seseorang rasul, dan tidak juga seseorang Nabi sebelum kamu, melainkan bahawa apabila dia berkhayal, syaitan melemparkan ke dalam khayalannya; tetapi Allah menghapuskan apa yang dilempar syaitan, kemudian Allah menentukan ayat-ayat-Nya; Allah Mengetahui, Bijaksana." (22:52)
Antara mereka yang diganggu syaitan, menurut cerita daripada al-Qur'an, adalah Adam dan isteri, dan dua orang Nabi. Adam dan isteri berjaya digelincirkannya dari Taman. Firman Allah,
"Kemudian syaitan menggelincirkan mereka daripadanya, dan mengeluarkan mereka dari dalam apa yang mereka berada." (2:36)
Nabi Yusuf telah dipisahkan daripada keluarganya oleh syaitan, dan ketika baginda di penjara, syaitan telah membuat orang yang diselamatkan daripada hukuman lupa untuk menyebut mengenainya, lalu baginda tinggal di penjara dengan masa tambahan. Firman-Nya,
"dan Dia mendatangkan kamu dari gurun setelah syaitan menyelisihkan antara saya (Nabi Yusuf) dan saudara saya." (12:100)
"Kemudian dia (Nabi Yusuf) berkata kepada orang yang dia menyangka bahawa dia akan diselamatkan antara keduanya, 'Ingatkanlah (sebutlah) aku kepada pemelihara kamu.' Tetapi syaitan menjadikan dia lupa untuk menyebutkannya kepada pemeliharanya, supaya dia tetap di dalam penjara selama beberapa tahun." (12:42)
Dan Nabi Ayub, disentuh syaitan dengan keletihan dan azab. Firman-Nya,
"Dan ingatlah akan hamba Kami, Ayub; apabila dia memanggil Pemeliharanya, 'Sesungguhnya syaitan menyentuhku dengan keletihan dan azab.'" (38:41)

Bapa-bapa disentuh syaitan
Sedangkan Nabi disentuh syaitan apatah lagi bapa-bapa atau nenek moyang manusia hari ini. Sesetengah mereka, setelah disentuh syaitan, dapat ditundukkan pula. Namun, keturunan mereka masih berdegil dan terus mengikuti agama mereka (yang dicemari syaitan), sambil menolak apa yang diturunkan Allah. Firman-Nya,
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Ikutlah apa yang Allah menurunkan', mereka berkata, 'Tidak, tetapi kami mengikuti apa yang kami mendapati pada bapa-bapa kami.' Apa? Walaupun syaitan menyeru mereka kepada azab yang menyala?" (31:21)

Kaum dihancurkan
Makhluk daripada golongan manusia dan jin yang jahat itu telah menghancurkan beberapa kaum pada zaman dahulu. Antara yang selalu disebut di dalam al-Qur'an adalah Ad dan Tsamud, yang amalan buruk mereka dijadikan indah dipandang, walaupun mereka telah melihat ayat-ayat-Nya dengan jelas. Firman Allah,
"Dan Ad, dan Tsamud - telah menjadi nyata bagi kamu daripada tempat-tempat tinggal mereka; dan syaitan menampakkan indah bagi mereka amalan-amalan mereka, dan menghalangi mereka daripada jalan, walaupun mereka adalah orang-orang yang melihat dengan jelas." (29:38)

Menghalangi
Kaum Ad dan Tsamud telah dihalang daripada jalan Allah, atau ayat-ayat-Nya. Lantaran itu, Allah berpesan agar syaitan tidak diberi peluang untuk menghalangi manusia daripada jalan tersebut, dan daripada mengingati-Nya, dan solat. Firman Allah,
"Janganlah syaitan menghalangi kamu; ia, bagi kamu, musuh yang nyata." (43:62)
"Dan mereka (syaitan) menghalangi mereka daripada jalan, dan mereka menyangka bahawa mereka mendapat petunjuk," (43:37)
"Syaitan hanya menghendaki ..... dan untuk menghalangi kamu daripada mengingat Allah, dan daripada solat. Mahukah kamu berhenti (daripada arak)?" (5:91)

Cubaan
Apa yang syaitan datangkan adalah cubaan, terutama bagi orang-orang yang di dalam hati ada penyakit (seperti ragu-ragu terhadap ayat-ayat Allah), dan mereka yang keras hati (terhadap ayat-ayat Allah). Firman-Nya,
"Supaya Dia membuatkan, apa yang syaitan melemparkan, satu cubaan bagi orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, dan orang-orang yang hati mereka keras," (22:53).

Perbuatan syaitan
Kejahatan syaitan terhadap ayat-ayat Allah, seperti membuat manusia tidak percaya kepadanya, melupakannya, dan menghalanginya sudah dimaklumkan. Perbuatan syaitan selanjutnya adalah banyak. Daripada semakan ke atas ayat-ayat yang mengandungi perkataan syaitan di dalam al-Qur'an, enam belas lagi perbuatan syaitan dapat dikesan, seperti berikut:
1. Cadangan jahat:
"Wahai Pemeliharaku, aku berlindung pada Engkau daripada cadangan-cadangan jahat syaitan-syaitan," (23:97).
Beberapa contoh cadangan jahat syaitan turut dinyatakan dalam senarai ini.
2. Meyucuk orang tidak percaya:
"Tidakkah kamu melihat bagaimana Kami mengutus syaitan-syaitan terhadap orang-orang yang tidak percaya (kepada ayat-ayat Allah) untuk menyucuk mereka, dengan cucukan?" (19:83)
3. Menyuruh pada kesumbangan dan mungkar:
"sesungguhnya ia (syaitan) menyuruh pada kesumbangan dan mungkar," (24:21).
4. Menyebabkan permusuhan dan kebencian:
"Syaitan hanya menghendaki untuk menyebabkan permusuhan dan kebencian antara kamu dalam arak dan judi." (5:91)
5. Menghasut dan memanjangkan angan-angan:
"Orang-orang yang kembali (murtad) ke belakang mereka setelah petunjuk menjadi jelas bagi mereka, syaitanlah yang menghasut mereka, dan memanjangkan angan-angan mereka." (47:25)
6. Provokasi:
"Jika suatu provokasi daripada syaitan memprovokasikan kamu, berlindunglah pada Allah; sesungguhnya Dia Mendengar, Mengetahui." (7:200)
Provokasi yang dibuat oleh syaitan adalah seperti mengucapkan perkataan yang tidak baik.
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahawa mereka berkata perkataan yang lebih baik. Sesungguhnya syaitan membuat provokasi antara mereka, dan syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia." (17:53)
7. Makanan dan minuman:
"Wahai manusia, makanlah apa yang di bumi, yang halal dan baik, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan; ia adalah musuh yang nyata bagi kamu." (2:168)
Satu daripada langkah syaitan dalam hal makanan adalah mengharamkan apa yang tidak diharamkan Allah. Atau, menghalalkan sejenis minuman kotor, yang menjadi amalannya.
"Wahai orang-orang yang percaya, arak, dan judi, dan berhala-berhala, dan ramalan anak-anak panah, adalah kotoran, sebahagian daripada amalan syaitan; maka jauhilah ia agar kamu beruntung." (5:90)
8. Riba (sila rujuk di sini):
"Orang-orang yang memakan riba tidak akan berdiri lagi, melainkan semasa dia berdiri, dia ditundukkan dengan sentuhan syaitan," (2:275).
9. Pembicaraan rahsia:
Untuk membuat orang-orang yang percaya kepada ayat-ayat Allah menjadi sedih, golongan syaitan akan mengadakan pembicaraan rahsia.
"Pembicaraan rahsia adalah daripada syaitan, supaya orang-orang yang percaya bersedih; tetapi ia tidak memudaratkan mereka sedikit pun, kecuali dengan izin Allah, dan kepada Allah hendaklah orang-orang mukmin mempercayakan (tawakal)." (58:10)
10. Mengubah ciptaan Allah:
Syaitan mewahyukan pelbagai suruhan untuk diamalkan manusia, termasuk mengubah ciptaan-Nya.
"Dan sungguh, aku akan menyesatkan mereka, dan memenuhi mereka dengan khayalan, dan aku akan menyuruh mereka dan mereka akan memotong telinga binatang ternak; aku akan menyuruh mereka dan mereka akan mengubahi ciptaan Allah," (4:119)
11. Mengajar sihir:
"Dan mereka mengikuti apa yang syaitan-syaitan membacakan semasa kerajaan Sulaiman. Sulaiman bukan tidak percaya (kafir) tetapi syaitan-syaitanlah yang tidak percaya, dengan mengajar manusia sihir," (2:102).
12. Peperangan:
Dalam peperangan, syaitan membuat manusia lari daripadanya, menakut-nakutkan mereka, dan mengaku jiran tetapi melarikan diri setelah melihat musuh, kerana takut kepada Allah.
"Orang-orang antara kamu yang berpaling pada hari dua kumpulan bertemu, syaitan menggelincirkan mereka kerana sebahagian apa yang mereka mengusahakan," (3:155).
"Itu adalah syaitan yang menakut-nakutkan wali-walinya (sahabat-sahabatnya), maka janganlah takut pada mereka, tetapi kamu takutilah Aku, jika kamu orang-orang mukmin." (3:175)
"Dan apabila syaitan menampakkan amalan-amalan mereka indah bagi mereka, dan berkata, 'Pada hari ini, tiada manusia akan menang terhadap kamu kerana aku jiran kamu.' Tetapi apabila kedua-dua pasukan berlihat-lihatan, ia berundur di atas tumit-tumitnya, dengan berkata, 'Aku berlepas diri daripada kamu, kerana aku melihat apa yang kamu tidak melihat. Aku takut kepada Allah; dan Allah keras dalam pembalasan sewajarnya.'" (8:48)
13. Janji:
Syaitan berjanji dengan banyak kepada manusia supaya mereka berkhayal. Ada juga yang ditakutkan menjadi miskin jika bernafkah (berbelanja di jalan-Nya). Semua janji syaitan adalah tipuan sahaja. Firman-Nya,
"Syaitan menjanjikan kamu kemiskinan (dalam memberi nafkah), dan menyuruh kamu pada kesumbangan, tetapi Allah menjanjikan kamu keampunan-Nya dan pemberian-Nya; dan Allah Merangkumi, Mengetahui." (2:268)
"Ia menjanjikan mereka, dan memenuhi mereka dengan khayalan, tetapi tiadalah yang syaitan menjanjikan mereka melainkan tipuan." (4:120)
Di akhirat, syaitan mengaku memungkiri janjinya kerana ia tidak berkuasa. Katanya, ia menyeru sahaja, tetapi manusia menyahutinya pula. Firman Allah,
"Dan syaitan berkata, apabila perkara telah diputuskan, 'Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kamu satu janji yang benar; dan aku menjanjikan kamu, kemudian aku memungkiri kamu, kerana aku tidak ada kuasa terhadap kamu, melainkan aku menyeru kamu, dan kamu menyahuti aku.'" (14:22)
14. Nampak indah:
Makhluk yang jahat daripada golongan manusia dan jin itu, yang menjadi pelindung manusia pada hari ini, mampu untuk membuat amalan buruk manusia menjadi indah dipandang, kerana manusia bersifat tidak merendahkan diri dan keras hati terhadap ayat-ayat-Nya. Firman-Nya,
"Kalaulah, apabila bencana Kami datang kepada mereka, mereka merendahkan diri! Tetapi hati mereka keras, dan syaitan menampakkan indah bagi mereka apa yang mereka buat." (6:43)
"Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus kepada umat-umat yang sebelum kamu, tetapi syaitan menampakkan indah bagi mereka amalan-amalan mereka; ia adalah wali (pelindung) mereka pada hari ini, dan bagi mereka, azab yang pedih." (16:63)
15. Sangka dapat petunjuk:
Manusia yang mengambil syaitan sebagai wali atau sahabat akan menyangka mendapat petunjuk. Seperti itu pun orang-orang yang membutakan diri daripada ayat-ayat Allah. Firman-Nya,
"Segolongan Dia memberi petunjuk, dan segolongan wajar dengan kesesatan; mereka mengambil syaitan-syaitan sebagai wali-wali (sahabat-sahabat), selain daripada Allah, dan mereka menyangka bahawa mereka mendapat petunjuk." (7:30)
"Sesiapa yang membutakan diri daripada Peringatan Yang Pemurah, kepadanya Kami menentukan syaitan untuk menjadi teman yang dipercayai, Dan mereka menghalangi mereka daripada jalan, dan mereka menyangka bahawa mereka mendapat petunjuk." (43:36-37)
16. Lupa:
Kisah syaitan membuat orang lupa di dalam al-Qur'an ada beberapa, termasuk Nabi Musa yang melupakan ikannya, atau Nabi Yusuf yang telah disebut terlebih dahulu. Ayat di bawah pula menyentuh mengenai orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Allah yang Dia menyuruh supaya dipalingkan, dan tidak duduk bersama mereka. Syaitan mampu membuat manusia melupakan suruhan tersebut.
"Apabila kamu melihat orang-orang yang terjun pada ayat-ayat Kami, berpalinglah daripada mereka sehingga mereka terjun pada hadis (pembicaraan) yang lain; dan, jika syaitan menjadikan kamu lupa, janganlah duduk setelah teringat bersama kaum yang zalim." (6:68)

Sahabat syaitan
Syaitan mempunyai ramai sahabat di kalangan manusia. Orang-orang yang tidak percaya kepada ayat-ayat Allah dan yang membutakan diri daripadanya adalah antara lima yang disenaraikan di bawah ini:
1. Tidak percaya:
"Kami membuatkan syaitan-syaitan wali-wali bagi orang-orang yang tidak mempercayai," (7:27)
2. Membutakan diri:
"Sesiapa yang membutakan diri daripada Peringatan Yang Pemurah, kepadanya Kami menentukan syaitan untuk menjadi teman yang dipercayai," (43:36)
3. Nafkah untuk menunjuk-nunjuk:
"Orang-orang yang menafkahkan harta mereka untuk menunjuk-nunjuk kepada manusia, dan mereka tidak mempercayai Allah dan Hari Akhir. Sesiapa yang mempunyai syaitan untuk teman yang dipercayai, maka ia adalah teman dipercayai yang jahat," (4:38).
4. Boros:
"Orang-orang yang boros adalah teman syaitan, dan syaitan tidak berterima kasih (kafir) kepada Pemeliharanya." (17:27)
5. Penyamar:
Penyamar di dalam ayat berikut adalah pendusta yang mendengar ayat-ayat Allah, mengaku percaya, tetapi sebenarnya tidak.
"Bolehkah aku memberitahu kamu, kepada siapakah syaitan-syaitan turun? Mereka turun kepada tiap-tiap penyamar yang bersalah. Mereka mendengar, tetapi kebanyakan mereka adalah pendusta-pendusta." (26:221-223)
"Apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang percaya, mereka berkata, 'Kami percaya', tetapi apabila mereka menyendiri kepada syaitan-syaitan mereka, mereka berkata, 'Kami bersama kamu; kami hanyalah orang-orang yang berolok-olok.'" (2:14)

Langkah syaitan
Setelah mengetahui langkah-langkah syaitan, atau perbuatan-perbuatannya, Allah melarang manusia daripada mengikuti mereka. Larangan Allah diambil berat. Firman-Nya,
"Wahai orang-orang yang percaya, masuklah ke dalam kesejahteraan kesemua kamu, dan janganlah mengikuti langkah-langkah syaitan; ia adalah musuh yang nyata bagi kamu." (2:208)

Wali
Makhluk yang jahat itu diambil pula sebagai wali, atau pelindung, untuk menggantikan Allah, oleh sesetengah manusia. Firman Allah,
"ia (syaitan) adalah wali (pelindung) mereka pada hari ini, dan bagi mereka, azab yang pedih." (16:63)
"Sesiapa yang mengambil syaitan untuknya sebagai wali (pelindung), menggantikan Allah, dia menderita satu kerugian yang nyata, serugi-ruginya." (4:119)
Mungkin ada yang tidak menyedarinya, sebab tidak mengetahui bahawa syaitan itu adalah manusia juga, tetapi dianggap suci oleh sesetengah orang, lalu mereka mengambilnya sebagai wali.

Ditaati, disekutu, diseru, disembah
Yang direjam itu seterusnya didapati ditaati serta disekutukan dengan Allah, diseru, dan disembah oleh manusia. Firman-Nya,
"dan jika kamu mentaati mereka (syaitan-syaitan), kamulah orang-orang yang menyekutukan." (6:121)
"Tiadalah yang mereka seru selain daripada Dia melainkan perempuan; dan tiadalah mereka seru melainkan syaitan yang derhaka," (4:117).
"Tidakkah Aku membuat perjanjian dengan kamu, wahai Bani Adam, bahawa kamu tidak menyembah syaitan - sesungguhnya ia musuh yang nyata bagi kamu," (36:60).
Mentaati syaitan bermakna menyekutukan Allah. Sekutu Allah diseru dan sembah, sama ada disedari atau tidak. Pada Hari Kiamat, terdapat antara mereka yang tidak percaya telah dipersekutukan dengan Allah oleh pemuja-pemujanya. Firman Allah,
"Aku tidak percaya kepada persekutuan aku dengan Allah daripada kamu dari dahulu." (14:22)

Direjam, dipanggang
Syaitan tidak boleh pergi jauh di langit kerana akan direjam. Kerana itu, mereka ditutup daripada rahsia-rahsia yang tersembunyi di sana. Di akhirat, mereka disediakan azab yang Menyala dan dipanggang bersama golongan manusia yang memandang rendah kepada Ar-Rahman sepertinya, setelah kesemua manusia dan syaitan diarak di sekeliling Jahanam. Firman-Nya,
"Dan Kami menghiasi langit dunia dengan pelita-pelita, dan membuatnya untuk merejam syaitan-syaitan; dan Kami menyediakan bagi mereka azab yang Menyala." (67:5)
"Demi Pemelihara kamu, sungguh Kami akan mengumpulkan mereka (manusia), dan syaitan-syaitan, kemudian Kami mengarakkan mereka di sekeliling Jahanam dengan melutut. Kemudian Kami menarik keluar daripada tiap-tiap golongan sesiapa antara mereka yang sangat keras dalam memandang rendah kepada Yang Pemurah. Kemudian Kami sangat mengetahui orang-orang yang paling patut dipanggang di dalamnya." (19:68-70)

Takwa
Kunjungan syaitan dapat dikesan oleh orang-orang yang bertakwa, iaitu yang takut kepada Allah dengan menuruti ayat-ayat-Nya, dan satu-satunya golongan yang akan masuk Syurga. Apabila mereka disentuh syaitan, mereka ingat, dan kemudian, mereka nampak (kejahatannya). Firman-Nya,
"Orang-orang yang bertakwa, apabila kunjungan syaitan menyentuh mereka, mereka ingat, dan kemudian melihat." (7:201)
Lantas, manusia berlumba-lumba untuk menjadi orang-orang yang ingat dan bertakwa. (Sila rujuk Syurga dan Orang Bertakwa. Terima kasih.)
Isi kandungan tajuk syaitan di sini berdasarkan ayat-ayat al-Qur'an yang mengandungi perkataan syaitan. Ayat-ayat tersebut tidak datang dari syaitan kerana ia tidak membawanya turun, dan lagi, al-Qur'an adalah bukan ucapan syaitan yang direjam. Demikian kata-kata Allah:
"Tidaklah oleh syaitan-syaitan ia (al-Qur'an) dibawa turun," (26:210).
"Dan ia (al-Qur'an) bukanlah ucapan syaitan yang direjam." (81:25)
Ayat kedua di atas adalah yang terakhir mengandungi perkataan syaitan di dalam al-Qur'an. Dengan peringatan yang terkandung di dalam ayat tersebut, maka pengenalan kepada syaitan yang sebenar, di sini, berakhir.
Syaitan:

'via Blog this'