Friday, 4 November 2011

Kisah haji mabrur tanpa berhaji



Suatu ketika Hasan Al-Basyri menunaikan ibadah haji. Ketika beliau
sedang istirahat, beliau bermimpi. Dalam mimpinya beliau melihat dua
Malaikat sedang membicarakan sesuatu.
"Rasanya orang yang menunaikan haji tahun ini, banyak sekali",
komentar salah satu Malaikat.
"Betul" Jawab yang lainya
"Berapa kira - kira jumlah keseluruhan?"
"Tujuh ratus ribu"
"Pantas"
"Eh, kamu tahu nggak, dari jumlah tersebut berapa kira - kira yang
mabrur", selidik Malaikat yang mengetahui jumlah orang - orang haji
tahun itu.
"Wah, itu sih urusan Allah"
"Dari jumlah itu, tak satupun yang mendapatkan haji Mabrur"
"Kenapa?"
"Macam - macam, ada yang karena riyak, ada yang tetangganya lebih
memerlukan uang tapi tidak dibantu dan dia malah haji, ada yang
hajinya sudah berkali - kali, sementara masih banyak orang yang tidak
mampu, dan berbagai sebab lainya".
"Terus?"
"Tapi masih ada, orang yang mendapatkan Pahala haji mabrur, tahun ini"
"Lho katanya tidak ada"
"Ya, karena orangnya tidak naik haji"
"Kok bisa"
"Begitulah"
"Siapa orang tersebut?"
"Sa'id bin Muhafah, tukang sol sepatu di kota Damsyiq"
Mendengar ucapan itu, Hasan Al-Basyri langsung terbangun. Sepulang
dari Makkah, ia tidak langsung ke Mesir, tapi langsung menuju kota
Damsyiq ( Siria ). Sesampai disana ia langsung mencari tukang sol
sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol
sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa'id
bin Muhafah. "Ada, ditepi kota" Jawab salah seorang sol sepatu
sambil menunjukkan arahnya. Sesampai disana Hasan Al-Basyri
menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh, "Benarkah anda bernama
Sa'id bin Muhafah?" tanya Hasan Al-Basyri. "Betul, kenapa?"
Sejenak Hasan Al-Basyri kebingungan, dari mana ia memulai
pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya. "Sekarang
saya tanya, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda
berhak mendapatkan pahala haji mabrur, barang kali mimpi itu benar"
selidik Hasan Al-Basyri sambil mengakhiri ceritanya.
"Saya sendiri tidak tahu, yang pasti sejak puluhan tahun yang lalu saya
memang sangat rindu Makkah, untuk menunaikan ibadah haji. Mulai saat itu
setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai
tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan. Dan pada tahun ini
biaya
itu sebenarnya telah terkumpul"
"Tapi anda tidak berangkat haji"
"Benar"
"Kenapa?"
"Waktu saya hendak berangkat ternyata istri saya hamil, dan saat itu
dia ngidam berat" "Terus?"
"Ngidamnya aneh, saya disuruh membelikan daging yang dia cium, saya
cari sumberdaging itu, ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh,
disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa
istri saya ingin daging yang ia masak, meskipun secuil. Ia bilang
tidak boleh, hingga saya bilang bahwa dijual berapapun akan saya
beli, dia tetap mengelak. akhirnya saya tanya kenapa?..
"Daging ini halal intuk kami dan haram untuk tuan" katanya.
"Kenapa?" tanyaku lagi.
"Karena daging ini adalah bangkai keledai, bagi kami daging ini adalah
halal, karena andai kami tak memakanya tentulah kami akan mati
kelaparan," Jawabnya sambil menahan air mata.
Mendengar ucapan tersebut sepontan saya menangis, lalu saya pulang,
saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, akhirnya
uang bekal hajiku kuberikan semuanya untuk dia".
Mendengar cerita tersebut Hasan Al-Basyripun tak bisa menahan air
mata."Kalau begitu engkau memang patut mendapatkanya" Ucapnya.
Wallahu a'lam.


Kisah ini diceritakan oleh Imam dan Khotib Masjid Rohmah, Cairo Egypt.
Shahih tidaknya tidak disebutkan. Meski demikian kisah ini dapat
menjadi renungan.

Read more: http://bungaakoe.blogspot.com/2009/10/kisah-haji-mabrur-tanpa-berhaji.html#ixzz1ckjXS9oL
Kumpulan Cerita dan Kisah: Kisah haji mabrur tanpa berhaji:

'via Blog this'

Tuesday, 25 October 2011

6 Keanehan di zaman Rasulullah SAW yang sentiasa kita lihat



by peribadirasulullah

http://peribadirasulullah.files.wordpress.com/2011/10/0.jpg?w=262&h=295
Rasulullah SAW telah bersabda :
Ada 6 perkara yang aneh dalam 6 keadaan :
1- Masjid terasa aneh (terasing) jika berada di tengah-tengah masyarakat yang tidak suka melakukan sunat di dalamnya.
2- Kitab-kitab terasa aneh (terasing) jika berada di rumah orang yang tidak suka membacanya.
3- Al-Quran terasa aneh ( terasing ) jika berada di rumah orang yang fasiq.
4- Wanita Muslimah yang Solehah terasa aneh ( terasing ) jika berada dalam kekuasaan suami yang zalim lagi berakhlak buruk.
5- Lelaki Muslim yang soleh terasa aneh (terasing ) jika berada dalam kekuasaan wanita yang hina lagi buruk akhlaknya.
6- Orang Alim terasa aneh ( terasing ) jika berada di tengah-tengah masyarakat yang tidak mahu mendengar nasihatnya.
Kitab Mutiara Kebijaksanaan Dalam Islam. M/S : 178.

Dunia Yang Tidak Ada Nilainya

Dunia Yang Mempesona

Inilah pesona dunia, dimana banyak orang siap menghamba untuk mendapatkannya. Pesona pantai yang indah hingga gunung yang sejuk, pesona kereta yang nyaman hingga kapal pesiar yang mewah, pesona rumah yang besar hingga pusat-pusat hiburan keluarga yang bertebaran, pesona layanan kelas satu di restoran mewah hingga menikmati perjalanan kelas satu ke kota-kota indah di dunia ini, pesona memiliki banyak anak hingga pesona dihormati banyak orang, pesona memiliki uang banyak yang siap memiliki apapun yang kita ingini, pesona wanita cantik hingga pesona makanan dan minuman lezat, halal maupun haram, dan masih ada berjuta-juta jenis lagi berbagai pesona dunia lainnya yang siap menghibur para pecinta pesona dunia.

Untuk mendapatkan pesona dunia tersebut manusia menghabiskan demikian banyak waktu bekerja keras menumpuk harta untuk mengejar kebahagiaan duniawi. Pencinta dunia bahkan tidak atau sedikit saja menyisakan waktunya untuk amal akhirat di sela-sela kesibukan kerjanya atau di waktu luangnya dan dikala ia sehat. Mereka bahkan melupakan sholat atau minimal menunda sholat untuk urusan dunia yang lebih jelas terlihat di depan mata mereka. Sebagian bahkan siap korupsi, merampok, mencuri, menganiaya, menipu, memperkosa, membodohi orang lain untuk mendapatkan tiket membeli pesona dunia.

Disisi lain, sebagian manusia meluangkan demikian banyak waktunya untuk menikmati pesona dunia, bahkan tanpa mau bekerja dengan keras apalagi beribadah kepada Pemilik Dunia ini. Merekalah para pemilik harta berlebih yang menggunakannya untuk bersantai dan menikmati fasilitas dunia, termasuk para pemilik waktu yang menggunakannya untuk bermalas-malas di rumahnya yang nyaman, berjudi atau menikmati narkoba, termasuk juga para pemilik kekuasaan yang menggunakan kelebihannya untuk mendengar kekaguman orang lain pada dirinya atau memamerkan pengaruhnya atau fisiknya yang indah.

Dunia Yang Menipu dan Melalaikan

1. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang rendah dan sementara.

Allah mengilustrasikannya seperti air hujan yang menyuburkan tumbuhan sampai jangka waktu tertentu dan akhirnya tumbuhan itu menjadi kering. Allah berfirman, ''Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan ia laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang berpikir.'' (QS 10: 24).

2. Kehidupan dunia hanyalah permainan, melalaikan dan kesenangan yang menipu.

Firman Allah SWT : ''Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS, Al-Hadid : 20)

Firman Allah SWT : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (QS, Ali Imran : 14).

Firman Allah SWT : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainulyaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS, At-Takatsur: 1-5).

Firman Allah SWT : Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS, Fathir : 5)

3. Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya, kehidupan yang kekal.

Firman Allah SWT : “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (QS, Al-‘Ankabut : 64)

Firman Allah SWT : "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri dan dia ingat akan Tuhannya, lalu dia shalat. Tetapi kamu (orang yang ingkar) memilih dunia, padahal akhirat itu jauh lebih baik dan lebih kekal". (QS, Al A'laa :14-17)

Dunia Yang Tidak Ada Nilainya

Para pecinta dunia hanya berpikir bahwa adalah tak mungkin Tuhan menciptakan dunia yang sangat sempurna, luas dan lengkap ini kalau tidak untuk dinikmati. Bahkan mereka berpikir tak mungkin Tuhan akan menghancurkan dunia ciptaan-Nya sendiri yang demikian menakjubkan ini melalui suatu bencana kiamat. Pencinta dunia hanya takjub kepada dunia yang luar biasa ini dan tidak pada akhirat karena mereka tidak tahu gambaran mengenai akhirat.

Rasulullah SAW telah menggambarkan betapa kecilnya nilai dunia ini dibanding akhirat dalam beberapa hadits sbb :

1. Nilai dunia tidak ada artinya dibanding dengan nilai akhirat.

Demi Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut; air yang tersisa di jarinya ketika diangkat itulah nilai dunia” (dari Al-Mustaurid ibn Syaddad r.a, Hadits Riwayat Muslim). Inilah penggambaran luar biasa yang menunjukkan betapa tak ada nilainya dunia ini dibanding keluarbiasaan alam akhirat.

2. Nilai dunia lebih hina bagi Allah dibanding dari nilai bangkai seekor kambing cacat dalam pandangan manusia.

Jabir bin Abdullah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berjalan melewati pasar sementara orang-orang berjalan di kanan kiri beliau. Beliau melewati seekor anak kambing yang telinganya kecil dan sudah menjadi bangkai. Beliau lalu mengangkatnya dan memegang telinganya, seraya bersabda : “Siapa diantara kalian yang mau membeli ini dengan satu dirham (saja)?”. Mereka menjawab, “Kami tidak mau membelinya dengan apapun. Apa yang kami bisa perbuat dengannya?” Kemudian beliau SAW bertanya, “Apakah kamu suka ia menjadi milikmu?”. Mereka menjawab, “Demi Allah, seandainya ia hidup ia adalah aib (cacat), ia bertelinga kecil, apalagi setelah ia menjadi bangkai?”. Maka beliau SAW bersabda, “Demi Allah, dunia ini lebih hina bagi Allah daripada bangkai ini dalam pandangan kalian.” (HR Muslim). Ibarat anak kambing yang cacat dan telah jadi bangkai pula, maka tak seorangpun yang mau memilikinya bahkan memandangnya apalagi menyimpannya; demikianlah Rasulullah SAW menggambarkan bagaimana Allah SWT menilai dunia ini yang diibaratkan lebih rendah dan hina dari bangkai kambing.

3. Dunia tidak ada nilainya di sisi Allah, bahkan seberat sayap nyamuk sekalipun..

Sahal Ibn Sa’ad as-Sa’idi ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Seandainya dunia itu ada nilainya disisi Allah bahkan seberat sayap nyamuk sekalipun, tentu Dia tidak akan sudi memberi minum pada orang kafir meskipun seteguk air.” (HR Tirmidzi, shahih). Hadits ini juga memberi makna bahwa rezeki dan kebahagiaan dunia juga diberikan Allah pada orang kafir maupun fasik, bahkan sering diberikan lebih banyak dibanding yang Ia berikan kepada orang-orang yang sholeh, ini karena nilai dunia yang sangat tidak ada artinya dibanding akhirat.

Dunia Adalah Ladang Akhirat

Setiap muslim harus mempertimbangkan kepentingan akhirat dalam setiap aktivitasnya. Allah berfirman, ''Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedangkan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya? Maka, apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi, kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?'' (QS 28: 60-61).

Rasulullah SAW bersabda: “Dunia ini adalah ladang untuk bercocok tanam (tempat melakukan amal ibadah dan amal kebajikan) yang hasilnya dipanen kelak di negeri akhirat.”

Jangan terlena dengan dunia ini, jangan buang-buang waktu, manfaatkan setiap detik hidup kita yang masih tersisa di dunia ini untuk :

1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub) dengan memperbanyak dzikir dan amal ibadah lainnya.

2. Mengerjakan berbagai amal sholeh dan kebaikan walaupun sekedar memberikan sebutir kurma kepada orang lain

3. Membekali diri dengan takwa

4. Menggunakan kenikmatan yang diberikan Allah SWT (harta, waktu luang, kesehatan) untuk taat kepada-Nya.

5. Mensyukuri nikmat Allah SWT dengan menggunakan nikmat tersebut untuk semakin lebih taat kepada-Nya. Menggunakan nikmat harta, nikmat waktu, nikmat sehat untuk digunakan sebagai sarana dan fasilitas untuk beribadah lebih banyak lagi kepada-Nya.

Semoga kita tidak termasuk umat yang digambarkan Allah SWT seperti dalam firman-Nya : “Hingga ketika datang kematian menjemput salah seorang dari mereka, ia pun berkata: ‘Wahai Rabbku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku bisa mengerjakan amal shalih yang dulunya aku tinggalkan’.” (Al-Mukminun: 99-100)
Atau firman Allah SWT : “Sebelum datang kematian menjemput salah seorang dari kalian, hingga ia berkata: ‘Wahai Rabbku, seandainya Engkau menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih.’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Munafiqun: 10-11)

6 Golongan manusia terkutuk di sisi Allah SWT

peribadirasulullah
http://peribadirasulullah.files.wordpress.com/2011/10/madloommolsk.jpg?w=211
Rasulullah SAW telah bersabda :
Ada 6 golongan manusia yang aku kutuk dan Allah SWT pun mengutuk mereka. Setiap nabi yang doanya  dimakbulkan mengutuk mereka. Mereka adalah :
1- Orang yang menambah-nambah ayat dalam kitab Allah SWT.
2- Orang yang mendustakan ketentuan Allah SWT.
3- Pemerintah yang kejam sehingga dia memuliakan orang yang dihinakan Allah SWT dan menghinakan orang yang dimuliakan oleh Allah SWT.
4- Orang yang menghalalkan perkara yang diharamkan oleh Allah SWT.
5- Orang yang menghalalkan perbuatan yang telah diharamkan oleh Allah SWT terhadap ahli bait ( keluarga Junjungan Rasulullah SAW ).
6- Orang yang meninggalkan Sunnahku.
Maka pada hari kiamat nanti Allah SWT tidak memandang mereka dengan pandangan rahmat - Hadis Riwayat Tirmizi dan Hakim.
Kitab Mutiara Kebijaksanaan Dalam Islam. M/S : 178.

Monday, 24 October 2011

Bahaya Menabur Fitnah

Wahai kaum Muslimin yang dirahmati Allah, Marilah kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala dengan sebenar-benarnya iaitu dengan mengerjakan segala suruhan-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. 
Mudah-mudahan kita menjadi mukmin yang sejati dan mendapat kejayaan di dunia dan di akhirat. Amin Yarabbal Alamin.
 Muslimin yang dirahmati Allah, Bersyukur kita ke hadrat Allah Subhanahu Wata'ala kerana melimpahkan nikmat yang tidak terkira banyaknya kepada kita.
 Di antara nikmat yang utama yang dikurniakan Allah Subhanahu Wata'ala kepada hambanya ialah lidah. Lidah mempunyai kebaikan dan manfaat yang amat banyak, bagi mereka yang menjaga dan menggunakannya ke arah tujuan yang sebenar seperti berzikir kepada Allah Subhanahu Wata'ala, membaca Al-Quran, berdakwah menyeru manusia ke arah mentaati perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya dan memberi nasihat serta teguran yang berguna kepada sesama manusia. Sesungguhnya lidah itu merupakan nikmat yang amat berharga kerana itu kita hendaklah menjaga dengan sebaik-baiknya, jangan sampai disalahgunakan seperti membuat fitnah.


 Namun dalam era kemajuan sains dan teknologi ini, manusia bukan sahaja menyebar fitnah menggunakan lisan, tetapi juga melalui kecanggihan teknologi maklumat, samada melalui media cetak mahupun media elektronik. Tujuan kemudahan itu dicipta adalah untuk memudahkan kita melihat, mendengar dan menyebarkan apa jua berita dan maklumat tentang keadaan yang berlaku di sekeliling kita, samada apa yang berlaku di dalam negeri mahupun di luar negeri. Oleh itu kita hendaklah menggunakan kemudahan-kemudahan tersebut dengan baik dan bijaksana. Namun apa yang membimbangkan pada masa ini terdapat segelintir masyarakat yang tidak bertanggungjawab dan menyalahgunakannya untuk menyebarkan berita-berita yang tidak benar, khabar-khabar angin apatah lagi yang mengandungi unsur-unsur fitnah.


 Ahli jumaat yang dirahmati Allah, Kita perlu mengetahui fitnah itu adalah satu perkara yang buruk dan boleh menjejaskan maruah seseorang. Fitnah ialah tuduhan, khabar, kisah dan lain-lain yang diadakan atau dibuat-buat untuk memburukkan seseorang dan memfitnah pula ialah membuat fitnah dan mengada-adakan sesuatu untuk memburuk-burukkan sesuatu pihak yang dilakukan samada dengan perkataan atau tulisan atau isyarat dan gerakan dan sebagainya, samada perkara itu sememangnya suatu keaiban atau kekurangan mahupun bukan. Orang yang membuat fitnah itu dikatakan juga sebagai orang yang membawa mulut atau mengadu domba. Adapun perbuatan fitnah itu hukumnya adalah haram dan termasuk dalam perkara dosa-dosa besar. 
Firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam Surah Al-Qalam ayat 10-11 tafsirnya: "Dan janganlah kamu menurut kemahuan orang yang selalu bersumpah, lagi yang hina, yang suka mencaci, lagi yang suka menyabarkan fitnah hasutan". 


 Diriwayatkan daripada Huzaifah Radiallahu Anha, beliau mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasalam bersabda maksudnya: "Tidak masuk syurga orang yang suka memfitnah (mengadu domba)". Daripada dalil-dalil tersebut jelas menunjukkan bahawa fitnah itu adalah suatu perkara yang sangat dilarang dan perlu dijauhi. Oleh yang demikian, kita hendaklah memelihara diri dan keluarga kita dari perbuatan menabur fitnah. Maka apabila disampaikan kepada kita suatu berita yang memburuk-burukkan orang lain, maka kita hendaklah memelihara diri kita daripada mendengarnya dan menghebah-hebahkannya kepada orang lain. Muslimin yang dirahmati Allah, Memang tidak dapat dinafikan, dalam kehidupan kita berkeluarga, berjiran dan bermasyarakat, sememangnya kita tidak dapat mengelakkan diri dari mendengar berita-berita atau cerita-cerita yang diperbualkan ketika bertemu, samada ketika berada di majlis-majlis keramaian seperti majlis perkahwinan, majlis kenduri atau di kedai-kedai makan dan sebagainya. Dalam hal sedemikian, jika kita mendengar perbualan yang boleh mendatangkan dosa seperti cerita yang direka-reka, memburukkan orang lain, memfitnah dan sebagainya, maka kita hendaklah berusaha mengelakkan diri kita daripadanya, seperti tidak membenarkan atau mempercayai apa yang disampaikan itu kerana orang yang membawa fitnah itu adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang fasik dan berita yang dibawa oleh mereka itu tidak boleh dipercayai.
 Selain itu, kita sepatutnya melarang orang yang membawa fitnah itu daripada meneruskan perbuatannya dan menasihatinya serta menerangkan kepadanya bahawa perbuatannya itu adalah salah di sisi agama. Janganlah pula cerita yang disampaikan oleh orang yang memfitnah itu membuatkan kita terdorong untuk menyelidiki dan mencari-cari samada benar atau sebaliknya. 
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam Surah Al-Hujuraat ayat 21, tafsirnya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakkan dari sangkaan supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain". 
 Ahli jumaat yang dirahmati Allah, Ketahuilah bahawa tidak ada orang yang suka dirinya diperkatakan atau menjadi bahan cerita orang, apatah lagi cerita itu tidak berasas, tidak benar dan hanyalah fitnah semata-mata. Oleh itu jika mendengar sesuatu cerita, berita atau khabar-khabar angin, maka hendaklah orang yang mendengar cerita, berita atau khabar-khabar angin itu tidak menceritakan atau memanjang-manjangkan lagi apa yang telah diceritakan kepadanya. Sebagaimana kita tidak suka diri kita diperkatakan orang, sepatutnya kita tidak juga memperkatakan tentang orang lain. Jika difikirkan, apakah kebaikan yang boleh diperolehi daripada perbuatan-perbuatan sedemikian? Ia tidak lain hanyalah mengembirakan orang yang berhati busuk. Sedangkan sebenarnya mereka itu telah diperdaya oleh syaitan sehingga mereka menjadi kabur, lalu merasakan apa yang mereka lakukan seolah-olah tidak salah tetapi sebenarnya adalah buruk dan berdosa besar. Perkara ini bukan sahaja dilarang oleh agama islam, bahkan undang-undang dalam bernegara juga menegahnya dan boleh diambil tindakan, lebih-lebih lagi jika fitnah itu boleh menggugat keselamatan dan keharmonian dalam beragama, bermasyarakat dan bernegara, begitu juga dengan perbuatan mereka-reka dan menyebarkan khabar angin, baik dilakukan secara individu atau kumpulan, yang bertujuan untuk memfitnah atau mengaibkan maruah atau martabat mana-mana pihak, maka dalam hal ini, perbuatan tersebut akan diambil tindakan oleh pihak-pihak yang berkenaan sebagai langkah dalam memastikan keharmonian dan kententeraman awam. Muslimin yang dirahmati Allah, Sebagai bahan renungan, pernah berlaku suatu perisriwa di zaman Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasalam, yang lebih dikenalkan dalam kitab-kitab 'Sirah' Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasalam sebagai 'Hadisul Ifkhi', bila mana terjadinya fitnah ke atas isteri Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasalam iaitu Sayidatina Aisyah Radiallahu Anha. Dalam peristiwa tersebut, Sayidatina Aisyah Radiallahu Anha telah difitnah oleh orang-orang 'munafik' yang diketuai oleh Abdullah bin Ubai bin Salul, dan beberapa orang di kalangan Muslimin telah terpengaruh dengan cerita fitnah yang disebarkan itu. Mereka menabur fitnah mengatakan bahawa Sayidatina Aisyah Radiallahu Anha telah berlaku curang atau membuat hubungan sulit dengan seorang sahabat yang terkenal jujur dan amanah iaitu Safwan bin Al-Muathal. Akhirnya Allah Subhanahu Wata'ala menurunkan ayat Al-Quran sebagai penjelasan bersihnya Sayidatina Aisyah Radiallahu Anha di atas fitnah yang dilemparkan ke atasnya. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam Surah Al-Nuur ayat 19, tafsirnya: "Sesungguhnya orang-orang yang suka terhebahnya tuduhan-tuduhan buruk dalam kalangan orang-orang yang beriman,mereka akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya di dunia dan di akhirat dan ingatlah Allah mengetahui segala perkara sedang kamu tidak mengetahui yang demikian". Muslimin yang berbahagia, Membuat fitnah itu dipandang berat dan berat dan dilarang oleh agama islam sebab ia boleh menimbulkan permusuhan dan permusuhan pula boleh menimbulkan kepada perpecahan dan huru-hara. Fitnah adalah tuduhan yang tidak benar dan tidak berasas dan perbuatan itu mendatangkan azab diakhirat kelak. Ingatlah! Bahawa semua anggota tubuh badan termasuk lidah akan menjadi saksi di depan penghakiman Allah Subhanahu Wata'ala pada hari kiamat. Akhirnya peliharalah diri dari perbuatan fitnah dan menaburnya. Didiklah diri kita, keluarga kita dan masyarakat dengan saling menasihati dan tegur menegur terhadap perbuatan yang membawa kepada dosa dan maksiat, apatah lagi membawa kepada dosa-dosa besar seperti membuat dan menabur fitnah. Semoga dengan sedemikian, kita dapat menikmati kehidupan yang aman tenteram, dan sentiasa mendapat petunjuk, hidayah dan berkat dari Allah Subhanahu Wata'ala. Amin Yarabal Alamin. Firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam surah Al-Baqarah Ayat 191 tafsirnya: "Dan ingatlah bahawa angkara fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan".


 (Teks khutbah Jumaat di atas dikeluarkan Kementerian Hal Ehwal Ugama Negara Brunei Darussalam yang dibacakan di seluruh masjid negara itu pada 10 Jun lalu. Rujuk: http://www.religious-affairs.gov.bn/index.php?ch=bm_info&pg=bm_info_khutbah&ac=464)

Penjelasan : Orang-Ornag Kafir Itu Membuat Tipu Daya Dan Allah Membalas Tipu Daya Mereka

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Pertanyaan. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran : 54 Allah SWT berfirman: Ertinya : “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”. Sebahagian orang merasa berat memahami makna daripada ayat ini. Bagaimana kita memahami bahawa Allah itu pembuat tipu daya yang terbaik ? Sementara tidak ada ta’wil untuk ayat tersebut ? Jawapan. Dengan kurnia Allah SWT, insya Allah masalah tersebut mudah difahami. Sebagaimana kita ketahui bahawa tipu daya itu tidak selamanya jelek dan tercela dan sebaliknya tidak selamanya baik. Misalnya ada seorang kafir yang akan membuat tipu daya terhadap seorang muslim, Tetapi kerana si muslim ini kebetulan seorang yang cerdik dan selalu berwaspada, maka dia membalas tipu daya agar niat jahat si kafir tersebut tidak sampai mengenai dirinya. Dalam keadaan seperti ini tentu tidak boleh dikatakan bahawa si muslim ini telah berbuat kesalahan dan melanggar syari’at. Hal ini akan lebih jelas ketika kita perhatikan sabda Rasul SAW. Ertinya : “Perang adalah tipu daya” (Shahih Bukhari No. 3030, Shahih Muslim No. 1740). Kata “tipu daya” dalam hadits ini sama sifatnya dengan kata “tipu daya” pada ayat di atas. Seorang muslim yang menipu saudaranya sesama muslim jelas hukumnya adalah haram, tetapi seorang muslim yang menipu orang kafir yang merupakan musuh Allah dan Rasul-Nya SAW (di dalam peperangan), maka hal seperti itu tidaklah haram, bahkan hukumnya wajib. Demikian juga tipu daya seorang muslim terhadap orang kafir yang lebih dulu berniat membuat tipu daya terhadap dirinya dengan tujuan untuk menyelamatkan dirinya seperti ini jelas tidak tercela, bahkan ini adalah tipu daya yang baik. Tipu daya ini dilakukan oleh seorang manusia. Lalu bagaimana kalau tipu daya tersebut berasal dari Dzat yang menguasai seluruh alam ? Yang Maha Tahu, Maha Bijaksana, Apakah mungkin tipu daya-Nya tercela ?. Kesimpulan. Tipu daya itu ada yang jelek dan ada yang baik Segala sesuatu yang tercela menurut angan-angan kita, maka akan menjadi terpuji (menjadi sebaliknya) apabila disandarkan kepada Allah SWT. Angan-angan/anggapan yang tidak dikembalikan kepada Allah (tidak berdasarkan dalil) merupakan suatu kesalahan. Ayat di atas mengandung pujian terhadap Allah, bukan mengandung sesuatu yang tidak boleh di-nisbat-kan (disandarkan) kepada Allah. (Disalin kitab Kaifa Yajibu ‘Alaina Annufasirral Qur’anal Karim, edisi Indonesia Tanya Jawab Dalam Memahami Isi Al-Qur’an, Penulis Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tauhid, penerjemah Abu Abdul Aziz) Kategori: Al-Qur’an – Tanya Jawab 
Sumber: http://www.almanhaj.or.id Tanggal: Rabu, 3 Maret 2004 09:49:03 WIB Produced by SalafiDB 3.0 (freeware) http://salafidb.googlepages.com

Sunday, 16 October 2011

Nabi Muhammad bersabda wajib disegerakan 9 perkara ..

1.Apabila masuk waktu segera sembahyang 2.Apabila berdosa segera taubat 
 3.Apabila mati, segera tanam 
 4.Apabila berhutang, segera bayar.
 5.Apabila ada duit, segera bayar zakat. 
 6.Apabila cukup hisab, segera pergi haji. 7.Apabila nampak anak bulan, segera puasa. 8.Apabila bersetubuh, segera mandi.
 9.Apabila anak cukup umur, apabila ada orang minta segera nikahkan. 


 Orang yang meninggalkan sembahyang dan orang yang meringankan sembahyang disiksa 15 perkara iaitu 6 perkara didunia, 3 perkara dikala hendak mati, 3 perkara di alam kubur dan 3 perkara apabila bertemu dengan Allah
1.Hidupnya (umur) tidak berkat 
 2.Mengaku sahaja Islam, tapi sering meninggalkan sembahyang dan melewatkan waktu, perkara ini ditanya oleh sahabat nabi berhubung dengan perkara tersebut di atas.
 �YA Rasullallah, apakah seksa orang yang meninggalkan sembahyang dan melewatkan sembahyang. Orang yang melewatkan sembahyang itu hukumnya haram berdosa. Seksa orang itu, Allah taala akan membalasnya dengan 15 seksa, 6 seksa di dunia, 3 diseksa diterima ketika hendak mati, 3 seksa berlaku di dalam kubur. 3 seksa diterima semasa hari kiamat. 
 Yang pertamanya, bersabda rasul (saw) dihilangkan berkat umurnya. Hidupnya percuma kekosongan , kalaupun kelebihan hidupnya mewah, kemewahan itu hanya istidrah (kosong) Umurnya tidak berkat iaitu tidak memberi menfaat dalam hidupnya. 
 2.Allah taala akan menghapuskan tanda orang soleh pada mukanya iaitu dihilangkan tanda orang soleh pada mukanya.
 3.Segala apa ja kebajikan yang dilakukan olehnya tidak akan diberi pahala oleh Allah taala seperti sembahyang, puasa, sedekah, haji dan lain lagi. Tiada memperolehi pahala. 
 4.Tidak makbul oleh Allah taala akan doanya., Doa ditolak. 
 5.Tidak diakui ia masuk golongan Islam. Batinnya munafik, timbul perasaan benci dan marah segala makluk di dunia ini kepadanya.
 6.Tidak termasuk dalam doa orang soleh , tidak berkat rezekinya terbuang , sia-sia belaka walaupun ia kayaraya tetapi kekayaan itu menjadi laknat kepadanya. Bertanya kepada sahabat itu, YA Rasulallah, (SAW) apakah seksa yang akan diterimanya sewaktu hampir ajal matinya. Sabda rasul (SAW) Adalah matinya sehina-hinanya iaini mencabut rohnya dengan bengis dan tiada belas kasihan. Kedua, matinya dalam kelaparan bukan tiadanya makanan yang disediakan tetapi nafasnya tiada lagi, perutnya lapar tetapi tiada dapat makan. Walaupun sesuappun kerana sakitnya sewaktu rohnya akan keluar. Ketiga, MAtinya dalam keadaan dahaga , walaupun sekiranya dituangkan air dimulutnya, air yang ada didunia ini, mulutnya tidak memberi bekas akan dahaga kerana sakit. Bertanya sahabat, Ya, rasulallah (SAW) Apakah seksa yang akan diterima di dalam kuburnya. Sabda rasulallah (saw) Allah taala sempit akan kuburnya berselisih akan kedua tulang rusuknya, kuburnya gelap,
 2.Diazabkan dengan api neraka dan ia berbalik-balik diatas bara api neraka siang dan malam., 3.Didatangkan ular bernama �Sajahul ikrak� yang mana matanya dari api dan kukunya dari besi dan panjang kukunya kira-kira satu hari perjalanan dengan suaranya, bagai guruh ia dating kepada simati sambil berkata� Akulah Sajahul Iqrak� yang disuruh oleh tuhanku memukul sekiranya simati meninggalkan sembahyang subuh hingga ke zuhur, zuhul hingga ke asar, dari Asar hingga ke magrib, magrib hingga ke Isyak, Begitulah seterusnya hinggalah hari kiamat. Tiap kali dipukulnya simati tengelam 70 hasta masuk kedalam bumi, maka dicungkil balik dengan kukunya, begitulah diulang-ulang dipukulnya tidak berhenti-henti hingga hari kiamat.


 Menurut riwayat ibnu Abas (r.a) berkata aku dengan rasul (saw) bersabda, Bermula orang meninggalkan sembahyang itu tidaklah ia golongan Islam, Allah tidak terima tauhidnya dan imannya dan tidak ada faedah sedekahnya, puasanya dan zakatnya dan sedekahnya walaupun ia boleh mengucap. 


 Bertanya sahabat, YA Rasulullah (saw) apakah pula seksa yang diterima di hari kiamat . Sabda rasul (SAW)
 Pertama dihalau oleh malaikat azab kepada neraka jahanam,
kedua memandang Allah taala kepadanya dengan pandangan murka dan dihisab dengan berat hingga jatuh daging mukanya. 
Ketiga dihisab oleh Allah taala dengan kiraan yang halus dan dihantar keneraka iaitu seburuk-buruk tempat kediaman.