Dalam sebuah kitab, dikisahkan bahwa Nabi Adam as bertanya kepada Allah swt, “Ya Allah, Engkau benar-benar telah menguasakannya atas aku, oleh itu tidak mungkin aku dapat menolaknya melainkan dengan pertolongan Engkau.”
Lalu Allah swt berfirman, “Tidak akan dilahirkan seorang anak bagimu, melainkan aku serahkan anak itu kepada malaikat yang selalu menjaganya.”
Kemudian Nabi Adam as pun berkata lagi, “Ya Allah, tambahkanlah lagi untukku.”
Maka Allah swt kembali berfirman, “Setiap kebaikan akan dapat sepuluh kali ganda.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Ya Allah tambahkanlah lagi untukku.”
Allah swt berfirman, “Tidak akan aku cabut taubat dari mereka(manusia) selagi nyawa-nyawa mereka masih dalam tubuh mereka.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Ya Allah tambahkanlah lagi untukku.”
Lalu Allah swt berfirman lagi yang bermaksud, “Aku akan mengampuni mereka dan aku tak peduli.”
Nabi Adam as berkata lagi, “Sekarang cukuplah untukku.”
Kemudian iblis juga bertanya kepada Allah swt, “Ya Tuhanku, Engkau jadikan di kalangan anak cucu Adam beberapa utusan dan Engkau turunkan kepada mereka beberapa kitab. Oleh itu, siapakah yang akan menjadi utusan-utusanku?”
Allah menjawab dengan firman-Nya, “Utusanmu itu ialah tukang-tukang nujum.”
Iblis bertanya lagi, “Dan apa pula yang menjadi kitabku?”
Allah swt kembali berfirman, “Kitabmu ialah tahi lalat buatan.”
Bertanya Iblis lagi, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi hadisku?”
Firman Allah swt, “Hadismu ialah semua kata-kata dusta dan palsu.”
Iblis bertanya lagi, “Ya Tuhanku, apakah quranku?”
“Quranmu ialah nyanyian.” Jawab Allah swt
Iblis bertanya lagi, “Siapakah yang menjadi muazzinku?”
“Muazzinmu ialah seruling.” Jawab Allah swt
Iblis bertanya lagi, “Dan apakah yang menjadi masjidku?”
“Masjidmu ialah pasar.” Firman allah swt
Bertanya lagi Iblis, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi rumahku?”
Allah swt kembali berfirman, “Rumahmu ialah bilik air tempat permandian.”
Iblis bertanya lagi, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi makananku?”
Firman Allah swt, “Makananmu ialah makanan yang tidak disebut nama asmaku.”
Iblis bertanya lagi, “Apakah yang menjadi minumanku?”
Allah swt berfirman, “Minumanmu ialah sesuatu yang memabukkan.”
Dan Iblis bertanya untuk terakhir kalinya kepada Allah swt., “Ya Tuhanku, apakah yang akan menjadi perangkapku?”
Kemudian Allah berfirman lagi, “Perangkapmu ialah perempuan.”
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini yaitu hendaklah kita berusaha menjauhkan diri dari perangkap-perangkap iblis. Iblis senantiasa menggoda manusia dengan perangkap-perangkapnya itu. Agar tidak terjebak dalam perangkap iblis, marilah kita lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.
'via Blog this'
No comments:
Post a Comment